Posting kali ini akan jadi posting terakhir yang
berhubungan dengan vendor nikahan. Setelah dua posting sebelumnya cukup panjang (sampe pegel akoh ngetiknya), maka yang sekarang singkat-singkat aja ya cin :D
Cincin
Cincin kawin saya aseli ngga neko-neko. Inget cincin
dalam film Lord of The Ring? Nah kira-kira bentuk cincin saya seperti itu, minus
ukir-ukiran tulisan zaman kuno kayak di film ya. Beneran polos tanpa batu/mata,
dengan permukaan datar instead of membulat. Cincin saya terbuat dari emas,
sedangkan calon suami menggunakan bahan palladium.
Referensi cincin |
Referensi cincin |
Saat sudah punya gambaran cincin, maka saya dan calon
suami pergi mengunjungi Pusat Emas Cikini yang di seberang Stasiun Cikini. Kami
berkeliling satu toko ke toko yang lainnya dan kalau dari pengamatan saya,
sebenarnya harga yang ditawarkan mirip-mirip, tinggal pinter-pinter kita menawarnya
saja.
Di kasus saya, kami memilih toko emas berdasarkan
kesanggupan menyelesaikan cincin sesuai deadline. Bukan apa-apa, cincin nikah ini soalnya akan
dibawa sebagai salah satu seserahan lamaran, yang mana kayak 2 minggu setelah
lebaran.
Saat itu, rata-rata toko emas yang kami datangi tidak menyanggupi, karena tukangnya sudah pada pulang kampung [memang pas kami datang tuh seminggu sebelum lebaran]. Satu-satunya yang menyanggupi adalah Toko Emas Suki.
Secara koleksi cincin, memang di Suki tidak sebanyak toko yang lain, tapi ternyata banyak yang pesan ke toko ini, terbukti saat saya ke sana, ada 2 pasangan lain yang sedang deal dengan pemilik toko.
Saat itu, rata-rata toko emas yang kami datangi tidak menyanggupi, karena tukangnya sudah pada pulang kampung [memang pas kami datang tuh seminggu sebelum lebaran]. Satu-satunya yang menyanggupi adalah Toko Emas Suki.
Secara koleksi cincin, memang di Suki tidak sebanyak toko yang lain, tapi ternyata banyak yang pesan ke toko ini, terbukti saat saya ke sana, ada 2 pasangan lain yang sedang deal dengan pemilik toko.
Toko Emas Suki ada di lantai dasar Cikini Gold Centre,
Jakarta Pusat.
Cincin kawin hasil pesanan di Toko Suki |
Undangan
Berhubung pestanya simpel, maka segala-galanya pun
harus simpel, termasuk undangan.
Personally saya selalu kepingin undangan hanya terdiri
dari 1 lembar bolak balik. Lembar pertama berisi informasi akad/resepsi, dan
baliknya adalah peta menuju venue.
Untuk desain, saya dan calon suami mempercayai sahabat
baik kami Edo, seorang desainer grafis handal.
Kami meeting untuk brainstorm, dan saat itu kami pun memberikan
referensi tone color dan gaya yang kami inginkan seperti apa. Saat brainstorming,
kami juga sudah menentukan schedule kapan desain undangan harus selesai agar
ada cukup waktu untuk proof print dan mencetaknya.
Tak hanya mendesain, Edo pun memberikan rekomendasi
jenis kertas untuk mencetak desain undangan yang dibuatnya.
Perkara printing, saya menyerahkan sepenuhnya ke calon
suami. Saya ngga ikut campur sama sekali. Since beliau bermukim di Bandung, maka
vendor percetakan yang dipilih juga berlokasi di Bandung.
Lembar undangan kami dicetak di atas craft paper 240 gram
yang dilapis dua, sedangkan amplop memakai craft paper 240 gram [tanpa
didouble]. Ukuran undangan 21 x 12 cm, dan amplop 22 x 13 cm [dalam keadaan amplop setelah dilipat].
Teknik yang digunakan adalah sablon, dengan emboss pada nama kami di lembar
undangan dan amplop.
Sebelum jalan cetak, upayakan untuk melakukan proof
print. Ini untuk memastikan baik warna, maupun konten sudah sesuai. Kadang,
warna pada desain yang kita lihat di layar komputer jatuhnya beda ketika
dicetak. Tak hanya itu, kita juga perlu memeriksa apakah besar/kecilnya font
sudah pas, atau perlu disesuaikan lagi.
Undangan bolak balik |
Amplop tampak depan dan belakang |
Jumlah undangan yang kami cetak hanyalah 200 pcs.
Undangan berwujud fisik ini memang khusus diperuntukkan bagi tamu dari pihak
keluarga. Sementara untuk teman-teman sebaya dan kolega, dikirimkan undangan
via email. Undangan fisik karena kebanyakan dikirim via pos, maka dikirimkan
h-3 minggu event, sedangkan undangan via email, kami kirimkan sekitar H-2
minggu sebelum event.
Harga yang dicharge Kyub waktu itu adalah Rp 15.900/pcs,
dan ini sudah termasuk wrapping plastik bening. Hasil cetakannya oke, dan selesai
sesuai deadline.
Kyub: http://kyub.co/
Edo: www.edoandedo.com
Souvenir
Seperti
halnya urusan cetak undangan, perihal souvenir juga saya serahkan ke calon
suami. Namanya juga ngurus nikahan ya, harus bagi-bagi tugas dong, kalau ngga
mah mana kelar?
Prinsip
dasar saya untuk souvenir adalah harus bermanfaat. Saya sejujurnya kurang suka
kalau dapat souvenir yang estetika belaka dan ngga bisa dipakai.
Beberapa
ide yang sempat muncul saat saya brainstorming dengan calon suami adalah:
- Succulent,
tapi terus dicoret karena suppliernya di Lembang, dan kami terlalu rempes untuk
ngurusnya. Plus kami pengennya si succulent dibuatkan packing tambahan lagi,
jadi ngga sekedar mika saja.
- Biji
kopi. Ini menurut calon suami tuh menggambarkan saya banget (karena saya suka
kopi). Tapi terus ide ini pun dicoret karena pertimbangan, ngga semua orang
suka, dan nanti kalau berupa biji kopi, mereka ngegilingnya gimana?
- Kipas.
Tadinya yang kita mau pesan adalah semacam kipas yang biasa dipakai ibu-ibu di
kondangan. Sempat juga ke supplier yang sering banget dimention orang di blog
yang lokasinya di belakang LP Cipinang, tapi terus ngerasa kurang sreg karena kami
ragu akan kualitas barang-barangnya.
Akhirnya
setelah berpikir lagi, kami mempertahankan ide kipas, namun mengubah modelnya.
Kali ini yang dibuat adalah kipas model jepang. Setelah kami sepakat dengan ide
tersebut, maka calon suami saya mulai membuat desain dan mencari suppliernya.
Supplier
yang dipilih adalah AHD Souvenir, di daerah Pramuka, Jakarta. Untuk 300 pcs,
biaya produksi per kipas adalah Rp 6 ribu. Pelayanan ok, hasil juga ok, dan
sesuai deadline.
Informasi
lebih lanjut tentang AHD Souvenir: Jl Kayumanis Barat No,24 Pramuka Jakarta Pusat, atau cek di sini.
Souvenir kipas |
Oh
iya, selain souvenir untuk setiap tamu, saya dan calon suami juga memberikan
semacam 'token of appreciation’ untuk teman-teman dekat yang sudah hadir berupa mix tape
lagu-lagu yang diputar di resepsi kami. For your information, pesta kami ngga
pakai wedding band, jadi hanya memainkan music dari playlist yang telah
disusun. Nah playlist ini kemudian diupload, dan kami kirimkan link downloadnya
ke teman-teman yang sudah hadir :)
Kami sengaja mengirimkannya di hari minggu sore, dengan harapan playlist ini bisa jadi musik yang menemani para rekan untuk menghadapi hari Senin.
Lain-lain
1. Mahar
Mahar
saya berupa logam mulia. Lagi-lagi in calon suami yang mengurus, dan beliau
membeli mahar tersebut di gerai LM-nya Antam.
2. Penghulu &
surat-surat
Karena
saya dan calon suami sama-sama numpang nikah, maka kami berdua harus mengurus
Surat Menumpang Nikah dari kelurahan.
Basically
ini ngga susah, hanya saja harus mau ribet, karena kita mengurus suratnya dari
tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan, serta dari KUA setempat.
Surat-surat
pengantar ini lalu diserahkan ke KUA tempat kita menumpang nikah. Waktu saya,
Masjid PI itu berada di bawah kecamatan Kebayoran Lama, jadilah diurusnya ke
KUA Kebayoran Lama.
Ketika
surat-surat sudah lengkap, sekali datang saja cukup kok untuk mengurus
penghulu. Untuk biaya administrasi sebesar Rp 600 ribu pun disetornya langsung
ke BNI bukan ke kantor KUA-nya. Saya dan calon suami sudah mempersiapkan
surat-surat dari bulan Juli, sehingga di akhir Agustus pun semua sudah selesai.
Jangan lupa untuk tukeran nomer telepon dengan penghulunya agar bisa kita
remind lagi menjelang d-day.
3. Perawatan pra nikah
Dibanding
CPW-CPW lain, mungkin saya masuk dalam kategori cuek. Bayangkan saja, saya ngga
melakukan dedicated treatment khusus untuk nikahan. Spa, ratus, totok aura? Tentu tidak. Well,
mungkin facial yah. Tapi untuk facial ini saya memang sudah rutin melakukannya di Erha setiap
bulan, jadi ngga hanya pas jelang d-day.
melakukan dedicated treatment khusus untuk nikahan. Spa, ratus, totok aura? Tentu tidak. Well,
mungkin facial yah. Tapi untuk facial ini saya memang sudah rutin melakukannya di Erha setiap
bulan, jadi ngga hanya pas jelang d-day.
The
very least I did adalah threading muka, atau menghilangkan bulu-bulu di wajah. Ini simply
karena temen-temen bilang kalau wajah kelihatan kinclong kalau threading. On
top of that, katanya make up juga akan lebih nempel.
Bener
sih, memang muka jadi kelihatan lebih putih karena tanpa bulu sama sekali,
tapi prosesnya ASLI SAKIT BANGET! Rasanya kayak paper cut tapi ngga
berenti-berenti selama 20 menit. Saya yang bulu di wajah ngga terlalu banyak
aja sampai keringetan satu punggung (padahal ruangan ber-AC lho), dan minta
break berkali-kali. Gimana yang bulunya banyak?
Bahkan
terapisnya ngaku kalau menurut dia threading muka tuh emang JUARA
sakitnya. Dia pernah nyobain sekali, dan ngga mau lagi. Wah sama dong sis, saya
juga kapok, cukup sekali saja demi wajah kinclong di hari pernikahan.
Tadinya
saya mau melakukan threading di Brow Haus, Jakarta. Menurut website, harganya sekitar
Rp 240 ribu. Tapi setelah tahu tempat waxing langganan, Caramello, juga
mempunyai layanan untuk threading wajah, maka saya pun ke sana. Harga lebih
murah [Rp 105 ribu], kebersihan dijamin, dan hasilnya pun memuaskan. Lagipula kalau menurut saya mah sakitnya sama ajah. At least kalau di Caramello, muka doang yang sakit, dompet ngga ikut-ikutan (halah!).
FYI
untuk yang biasa ke Caramello Kemang, setelah Lacodefin direnovasi, maka Caramello
pindah ke Kemang Colony lantai 5.
Alamat Kemang Colony: Jl. Kemang Raya No. 6A, telp (021) 2952-9935. Patokannya adalah sebelah Tamani Kemang, yang ada Liberica coffee di lantai dasarnya.
Alamat Kemang Colony: Jl. Kemang Raya No. 6A, telp (021) 2952-9935. Patokannya adalah sebelah Tamani Kemang, yang ada Liberica coffee di lantai dasarnya.
Yeay alhamdulillah wa syukurilah akhirnya selesai juga sharing info vendornya!
Mohon
maaf jika terlalu panjang atau kurang informatif ya. Please bear in mind, ini semua berdasarkan pengalaman saya, jadi sangat mungkin bersifat subyektif.
Semoga
bermanfaat, dan tetap semangat!
No comments:
Post a Comment