December 26, 2015

Wedding Prep 101: Persiapan Awal dan To-Do List


Jadi, apa yang terjadi di antara periode pengangguran dan sebelum keberangkatan saya ke Australia? Well, saya menikah! Syukur Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.

Perencanaan pernikahan ini bisa dibilang sekejap, karena hanya dilakukan 6 bulan sebelum  acara berlangsung.

Saat selesai berdiskusi dengan keluarga, saya dan calon suami melakukan brainstorm untuk menentukan konsep serta detail eksekusi.
Awalnya, sempat tercetus ide untuk mengadakan akad di rumah khusus untuk keluarga, dan mengundang teman-teman dekat ke jamuan makan perayaan di restoran. Kami juga sudah sempat survei beberapa kafe. Akan tetapi kemudian hal itu berubah karena ada permintaan dari orang tua untuk tidak mengadakan akad di rumah. Alasannya karena keterbatasan ruang dan tempat parkir. Lalu setelah dipikir ulang, saya akhirnya mengurungkan niat untuk berakad di rumah karena ngga ingin merepotkan ortu. Karena pastinya rumah harus dirapikan bahkan mungkin direnov sedikit sebelum event, dan setelahnya, harus beberes tingkat dewa.

Konfirm, ide tersebut pun dicoret.

Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan akad dan resepsi di venue pernikahan seperti pada umumnya.

Secara garis besar, konsep kami sederhana dan praktis saja. Tidak ada tema spesial. Kami ingin pernikahan ini simpel tapi pantas. Konsep tersebut pun terjawantahkan lewat pemakaian pakaian dan tata cara nasional (ngga pakai adat), detail dekor yang tidak macam-macam, dan jumlah tamu yang diundang. Selain karena dana yang terbatas, kami juga senang segala sesuatu yang straight to the point.

Ketika sudah terbayang ide besarnya, saya mulai membuat daftar vendor apa saja yang diperlukan, dan mulai melakukan riset untuk komparasi vendor lewat Google. Untungnya, banyak sekali para CPW dan bridezilla yang berbagi pengalaman lewat blog, sehingga SANGAT mempermudah pencarian informasi. God bless them all!

Saya sempat bingung-bingung sendiri, harus mulai dari mana, tapi setelah menenangkan diri, akhirnya bisa mikir jernih juga. Kalau menurut saya ada beberapa hal utama yang sudah harus kita tahu sehingga bisa move forward menentukan hal-hal lain: 

1. Punya tanggal. 
Ini penting karena jadi bekal untuk ngecek ketersediaan venue. Waktu itu saya punya 2 opsi tanggal, dan supaya efisien, saya telepon dulu venue dalam list saya, dan tanya apakah mereka masih avail di tanggal segitu. Kalau masih avail, saya bikin janji untuk ketemu orang marketingnya, dan kalau ngga yo wis bye bye. Selain punya tanggal acara nikahan, menurut saya perlu juga tahu kapan lamaran akan dilakukan. Kalau sudah tahu lamaran kapan, kita bisa develop timeline sehingga bisa mempersiapkan sebaik mungkin.  

2. Tahu perkiraan jumlah tamu
Saat menentukan jumlah tamu, saya dan calon suami bertanya ke kedua belah pihak keluarga. Selain itu kami juga melist down teman-teman yang ingin diundang. Jumlah tamu ini penting juga untuk melihat venue mana yang mumpuni untuk acara kita dan menghitung biaya catering.

3. Membuat perkiraan biaya. 
Ini krusial bingit deh! Tahu perkiraannya dari mana? Kalau saya dari teman yang baru saja nikah, dan tentunya, Googling! Saran saya, untuk perkiraan biaya jangan lupa masukan budget seperti treatment yang ingin kita lakukan kayak spa, facial, threading, dll; biaya ngepos undangan; dan biaya cadangan yang besarnya 10% dari total biaya. 

4. Tahu apa yang dimau sehingga tahu vendor yang dibutuhkan seperti apa
Saat itu, saya dan calon suami sudah tahu kalau kami ngga butuh wedding band, dan untuk fotografer hanya butuh jasa dokumentasi foto d-day saja tanpa video dan tanpa pre-wed. Informasi ini memudahkan kami untuk menyeleksi vendor dan menego harga.

5. Membuat daftar vendor dan meng-update-nya. Terkait dengan nomor 4, maka setelah tahu vendor apa saja yang dibutuhkan, saya mulai membuat file di excel berisi list vendor yakni: 
     Venue ; katering ; dekorasi ; outfit CPW dan CPP ; wedding organizer ; dokumentasi ; make up ; cincin ; undangan ; souvenir ; paperworks alias surat-surat penghulu, buku nikah, dsb ; mas kawin ; MC akad dan resepsi.
 
     List vendor ini adalah jabaran hasil riset, hasil tanya-tanya, dan perbandingan antar satu vendor dengan yang lain. Supaya mudah, saya bikin di excel, dilengkapi status follow-up terakhir, termasuk jadwal pembayaran. Kalau yang lebih canggih dan rajin lagi, bisa bikin check list. Kalau saya, cukup bikin excel vendor saja [bisa didownload di sini].  

Untuk referensi check list bisa lihat di sini dan sini. Yang kedua itu adalah list PDF yang luar biasa detailnya. Ini saya dikasih sama Rahne, dan kata dia, list tsb ngebantu dia banget. Oh so TRUE!

List excel yang saya buat
     Sedikit tips dari saya, jangan capek googling, karena banyak banget bahan di luar sana. Tapi walau
     banyak referensi, jangan sampai jadi bikin galau. Kita tetep harus stick dengan konsep kita, dan sekali
     lagi, tahu apa yang dimau. 

    Trus, ngga usah dibawa stres, dinikmati dan dibawa positif aja. Kalau kita settingannya seneng, Insya Allah akan dimudahkan :)

2 comments:

  1. halo kak, perkenalkan saya apri kak, boleh kiranya kaka sharing utk check list to do wedding pre nya? dan yang pdf dri kaka Rhahne. Terima kasih kak bantuannya

    ReplyDelete
  2. Hai kak Enggar Paramita, salam kenal ya, saya dengan Lusi. Terima kasih sekali untuk sharing story pre wedding ini. Adik saya juga akan berencana menikah di awal tahun depan. Sebagai referensi, bolehkah saya request untuk link checklist pdf nya kak? Kindly inform me via email di regina.lusi@gmail.com thank you in advance, kak. Have a good day!

    ReplyDelete