Cendrawasih yang sayapnya patah. Itulah bagaimana Samuel menyebut dirinya.
Samuel dilahirkan 21 tahun yang lalu dari keluarga yang kondisinya pas-pasan. Untuk bertahan hidup, sejak umur 5 tahun ia telah menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan. Ia pun hanyabisa mencicipi bangku sekolah sampai dengan kelas 1 SMP.
Tahun 2005, pada usia 15 tahun, Samuel bergabung menjadi ABK (Anak Buah Kapal) di Kapal Gunung Dempo dan Kapal Sinabung. Hanya bertahan setahun, ia pulang ke Jayapura, dan kembali ke jalanan.
Bulan Januari 2006, YPPM –salah satu LSM peduli HIV/AIDS di Jayapura- mengadakan kegiatan konseling dan informasi mengenai HIV/AIDS untuk anak jalanan. Samuel yang menyadari dirinya memiliki perilaku beresiko, memberanikan diri untuk tes HIV/AIDS.